ngoook. Powered by Blogger.
Dari : Situs Alfi
RSS
dari pada pusing lebih baik kita chatink,,sambil ngopi tentuX biar mantafff..ckck



Selamat Ulang Tahun istriku tersayang…



Hari ini, 27 tahun yang lalu..
Engkau mulai membuka matamu untuk melihat dunia.
Hari ini, 27 tahun yang lampau…
Tangan dan kakimu mulai bergerak menendang dunia.
Semua orang tertawa bahagia saat itu, melihat dan mendengar tangis kecilmu membelah dunia.
Dan kini, setelah semua perjuangan yang kau lakukan..
Setelah semua jalan panjang kau lalui…
Hari ini… setelah 27 tahun yang lampau, engkau menjadi milikku.. dan akupun menjadi milikmu..
Bahagia rasanya saat ini, bisa menemanimu melewati hari…
Menjagamu dan berada disampingmu untuk sekedar berbagi lelah..
Duhai istriku…
27 tahun bukanlah waktu yang sedikit. Pun, bukanlah waktu yang banyak pula.
Tak sedikit memang waktu 27 tahun, untuk menghitung dan mengkalkulasi semua salah yang telah dilakukan. Dan, memang tak banyak waktu selama 27 tahun untuk kita selalu bersyukur dan juga memperbaiki diri.
Istriku…
Di usiamu yang semakin bertambah ini, ingatlah bahwa sisa waktu untuk kita bersama akan selalu berkurang. Jatah kita untuk menghirup udara inipun semakin sedikit.
Janganlah sia-siakan, perbanyaklah kebaikan untuk dirimu sendiri, untuk aku suamimu, untuk kita bersama sang buah hati kelak, ataupun untuk semua orang yang engkau sayangi. Ingatlah, perbanyak rasa sukurmu terhadap-NYA, agar kau selalu merasa berkecukupan.
Istriku…
Selamat ulang tahun untukmu…
Semoga semakin bertambahnya usiamu, semakin bertambah pula kedewasaan dan juga rasa kasihmu untukku.
Semoga engkau selalu diberikan kesehatan dan kebaikan oleh-NYA..
Selamat Ulang Tahun Sayang….



Jika harus memilih
Benang itu tak sebangsa dengan sutera, karena itu jangan bermimpi mendapatkan dia”, begitu kira-kira sebuah petikan dialog dalam film Di Bawah Lindungan Ka’bah xg tempo hari sempat saya saksikan bersama slh seorang teman. Kalimat trsebut muncul dari bibir seorang ibu xg sedang memberikn nasehat pd anakx spya melupakan gadis pujaanx xg nota bene adlah seorang putri dr majikan ibux sendiri. Bagi sang ibu, mustahil cinta dipersatukan bila antara pecinta dan yang dicinta memiliki perbedaan status sosial atau kasta. Ringkasx, orang melarat dilarang bercinta dg konglomerat atau rakyat jelata ‘haram’ memadu kasih dg putri raja. Percintaan semacam i2 dianggap percintaan tabu xg hrus sgera ditinggalkn. Seharusx putri konglomerat xg berdarah biru bercinta dan bersatu dg putra xg jg memiliki darah biru bukan dg putra gembel xg berdarah merah bahkan ‘berdarah kotor’. Sebalikx, putra gembel seharusx bercinta dan bersatu dg putri xg berstatus gembel jg.Dewasa ini, anggapan demikian masih terpelihara subur. Terbukti masih bxk dijumpai kasus-kasus percintaan xg berujung tragis lantaran perbedaan kasta ini. Tak jarang ditemukan seorang putri konglomerat xg dilarang menikah dg kekasih dambaanx xg hax rakyat jelata. Nasab dan kekayaan seakan menjadi pertimbangan utama dlm pernikahan. Dalam sebuah hadis xg sempat saya dengar memang dinyatakan bahwa wanita itu dinikahi dg beberapa pertimbangan, di antarax adalah pertimbangan kekayaan, kecantikan, keturunan (nasab) dan agama. Ketetapan ini tentu jg berlaku pd seorang perempuan yang hendak menikah dg seorang laki-laki. Karena itu, pertimbangan-pertimbangan tersebut sebaiknya selalu diindahkan. Namun, yang perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa pertimbangan status sosial atau kasta bukanlah pertimbangan utama dalam memilih pendamping hidup. Islam justru lebih mengutamakan aspek agama dari pasangan yang ingin dinikahi. Dalam hadis tersebut Nabi pun secara tersurat menyatakan “Fadzfar bi dzat ad-Din” yang menegaskan akan pentingnya aspek agama. derajat wali. Tentu, bukan wali santri, wali walidayya apalagi wali murid. Namun sayangx, di era kontemporer saat ini, saya rasa sangat sulit -untuk tidak mengatakan mustahil- menemukan pendamping hidup sempurna seperti yang tergambarkan di atas. Justru yang kerapkali banyak ditemui adalah gadis itu cantik tapi tak kaya atau perempuan itu berparas biasa-biasa saja yang bila dipaksakan dalam bentuk nilai, perempuan itu mendapat nilai 70 tetapi ia kaya. Ada xg sangat shalihah, namun dari segi paras ia mendapat nilai 50, bahkan ada juga yang berparas sangat elok xg nilainya mendekati angka 100 tetapi ia sangat hina, tak mempunyai garis nasab luhur. Semuax memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini wajar sbgai fitrah manusia yang dicipta Tuhan dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangan. Serba susah memang, tetapi kita harus tetap memilih. Memilih xg baik di antara xg tak baik atau memilih xg terbaik di antara xg baik. Itu pun jika qt bs memilih, persoalannya kemudian adalah jika kita tak bisa ‘memilih’, maka satu-satunya yang ada itu ya ‘terpaksa’ kita ambil atau akan sangat lucu bila bisa memilih, akan tetapi yang dipilih tak mau dipilih. Klo sudah begitu, seseorang harus tetap memilih dan memilih sampai menemukan pilihan yang mau dipilih. Yang terpenting adalah tetap menjadikan keshalehan beragama sbgai utama dlm memilih. Akhirx, selamat memilih dlam dunia xg penuh pilihan...!! (wallahu A’lam)


~~~Terimah kasih atas kedatangan sobat.salam jempolx sejagat~~~






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment